ATLETIK TOLAK PELURU
ATLETIK TOLAK PELURU KELAS 7
Pengertian Tolak Peluru Teknik Lapangan Peraturan
Gaya
1.
Pengertian Tolak Peluru
Tolak peluru adalah salah satu
cabang olahraga melempar dalam atletik yang mana sang atlet ini akan
melemparkan sebuah bola besi sejauh mungkin dari titik lempar menuju titik
pendaratan dengan menggunakan teknik tertentu serta juga aturan main yang sudah
ditetapkan.
Olahraga tolak peluru bisa/dapat
dilakukan di lapangan indoor ataupun outdoor.
Sebagai salah satu (1) olah raga
cabang lempar, tolak peluru ini merupakan satu-satunya yang dapat dilakukan di
lapangan indoor disebabkan tidak seperti lempar cakram misalnya, tolak peluru
ini tidak membutuhkan area pendaratan peluru yang luas, karena sejauh ini belum
ada satupun atlet yang sanggup melempar hingga melebihi jarak 25 meter.
Tolak peluru ini merupakan salah
satu olah raga berat yang tidak bisa/dapat dilakukan sembarangan, meski olah
raga ini terkesan sepele, yaitu hanya melakukan tolakan bola besi, selesai.
Rata-rata para juara dunia baik
untuk kelas laki-laki atau juga perempuan, mempunyai postur tubuh yang besar
serta memiliki energi kuat untuk melakukan tolakan meski banyak juga atlet
tolak peluru yang mempunyai postur tubuh sedang.
Faktor Tolak
Peluru
Faktor penentu didalam tolak peluru
secara umum terdapat 2, yakni teknik serta postur tubuh atlet.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa
atlet yang berbadan besar cenderung mempunyai atau memiliki sebuah energi besar
serta juga cocok untuk olah raga ini, namun bukan berarti atlet bertubuh sedang
atau juga bertubuh kecil tidak bisa/dapat melakukannya, asalkan tolak peluru
ini dilakukan dengan teknik yang baik serta juga dilakukan dengan energi besar
(soal energi dapat dilatih tanpa harus selalu berhubungan dengan ukuran tubuh),
maka hasil tolakan akan juga jauh.
Sejarah Tolak
Peluru
Tolak peluru ini merupakan olah raga
yang telah/sudah itu sejak zaman Yunani kuno, hanya saja pada waktu tersebut
bentuk serta tata cara olahraga ini tentu saja berbeda.
Menurut Homer, pada waktu itu
olahraga tolak peluru ini bernama lempar beban (weight trowing).
Hanya saja tak ada catatan sejarah
mengenai bentuk atau juga bahkan jenis beban persisnya (yang bisa/dapat
ditelusuri dari data sejarah yang ada itu hanyalah lempar batu) yang
dipergunakan pada waktu itu.
Namun demikian, olah raga tersebut
merupakan salah satu jenis latihan perang yang dilakukan oleh para prajurit
Troya yang kemudian dipertandingkan.
Sekali lagi, kompetisi tersebut
tidak bisa dilacak jejaknya. Salah satu jejak yang bisa/dapat ditemukan dalam
olah raga lempar beban itu adalah kompetisi yang diadakan di Skotlandia pada
abad ke 1.
Pada abad ke 16 di Inggris, Raja
Henry ke VIII juga menyelenggarakan pertandingan yang serupa, yakni lempar
beban serta lempar palu.
Kompetisi pertama yang bentuknya
mendekati tolak peluru masa kini ini ialah kompetisi pada era pertengahan yang
mana kompetisi yang diselenggarakan oleh kalangan militer ini diikuti oleh para
prajurit yang melemparkan bola besi sejauh mungkin dari titik tolak.
Kompetisi tolak peluru yang pertama
kali terdokumentasikan ini ialah kompetisi di Skotlandia ialah sebagai salah
satu bagian dari The British Amateur Championships pada tahun 1866.
Sejak saat itu olah raga tersebut
mulai digemari khususnya di negara-negara Eropa serta menjadi salah satu nomor
atletik yang dipertandingkan dalam olimpiade modern pertama di Yunani ditahun
1896.
2. Teknik
Teknik Tolak Peluru
Teknik terpenting didalam tolak
peluru terletak dalam suatu gaya untuk melakukan sebuah tolakan.
Posisi jari didalam memegang peluru
tersebut tidaklah terlalu penting. Peluru tersebut dapat dipegang dengan posisi
jari senyaman mungkin agar bisa menahan bola saat tolakan. Sementara itu,
diposisi awal peluru tersebut akan stabil sebab selalu menempel pada leher.
Berikut ini uraian teknik mulai dari
persiapan awal hingga melakukan tolakan dengan menggunakan dua gaya, yakni gaya
glide dan spin:
·
1. Teknik Tolak Peluru Gaya Glide (meluncur)
Posisi awal pada gaya ini adalah
dengan menghadapkan tubuh ke arah belakang membelakangi sektor pendaratan,
memegang peluru dengan tangan kanan, lalu menempelkan peluru tersebut dengan
leher sehingga kepala menjadi miring ke kanan menyesuaikan posisi peluru.
·
2. Teknik Tolak Peluru Gaya Spin (berputar)
Gaya ini sangat mirip dengan gaya
berputar pada lempar cakram dalam hal melakukan putaran.
3. Ukuran Lapangan Tolak Peluru
Lapangan tolak
peluru ini sangat mirip dengan lapangan lempar cakram, namun dapat dibedakan
dari adanya papan batas tolakan yang terdapat pada lingkaran tolak peluru,
diantarnaya .
Bentuk utuh dari lapangan tolak peluru ini
bisa dilihat pada gambar sementara detail ukuran lapangan dapat dilihat
pada gambar tengah sebagaimana akan diperjelas pada poin-poin berikut ini:
- Lapangan
tolak peluru itu terbagi menjadi dua (2), yakni sektor pendaratan serta
juga lingkaran tolakan.
- Sektor
pendaratan itu berupa tanah yang ditandai dengan garis batas (sector line)
sekaligus juga garis ukur standard yang berada di tengah area sektor
pendaratan. Panjang dari sektor ini minimal 25 meter dan dengan sudut 40
derajad.
- Lingkaran
tolakan ini mempunyai diameter 2,235 meter yang dikelilingi dengan ring
besi dengan ketebalan 66 mm serta juga tinggi 2 cm yang memiliki fungsi
sebagai batas lingkaran. Pada bagian depan lingkaran ini dipasang balok
batas tolakan dengan ukuran panjang 1,22 meter setinggi 10 cm dengan
ketebalan11,4 cm.
4. Peraturan Tolak Peluru
Dalam olahraga tolak peluru,
terdapat beberapa aturan yang tidak boleh dilanggar oleh peserta. Dibawah ini
merupakan 9 point peraturan tolak peluru, diantaranya :
1. Atlet itu
boleh memasuki lingkaran tolakan dari arah mana saja. Biasanya para atlet itu
memilih untuk masuk lingkaran dari sisi belakang serta juga samping.
2. Atlet tolak
peluru ini hanya memiliki waktu 60 detik untuk menyelesaikan pertandingan
setelah namanya itu dipanggil.
3. Atlet juga
tidak diperkenankan menggunakan sarung tangan, namun masih diperbolehkan
menggunakan pelindung ruas jari (taping) selama dalam pertandingan.
4. Atlet itu
juga harus menahan peluru dengan menggunakan lehernya selama ia melakukan
gerakan untuk tolakan.
5. Peluru itu
harus dilontarkan hanya dengan menggunakan satu tangan dengan posisi yakni
lebih tinggi dari bahu.
6. Atlet juga
hanya boleh melakukan gerakan tolakan di dalam lingkaran saja, apabila ia
menyentuhkan kakinya sedikit saja di luar batas lingkaran, maka dia akan
dinyatakan diskualifikasi.
7. Peluru itu
harus mendarat pada sektor area pendaratan yang disediakan (34.92 dejarad).
8. Atlet juga
harus meninggalkan lingkaran setelah melakukan lemparan hanya dengan melewati
sisi lingkaran bagian belakang.
9. Atlet pun
juga hanya boleh meninggalkan lingkaran setelah peluru tersebut mendarat.
5. Gaya Tolak Peluru
Dalam olah raga tolak peluru,
terdapat tiga gaya yang pernah digunakan dalam pertandingan, yakni gaya Klasik,
Gaya Glide (meluncur) serta juga gaya spin (berputar).
Dari ketiga gaya tersebut, hanya
gaya meluncur serta berputar saja yang masih dipergunakan itu sampai saat ini.
Berikut penjelasan selengkapnya:
·
1. Gaya Klasik (samping)
Gaya ini merupakan gaya yang paling
tua serta tidak diketahui siapa penemunya.
Gaya ini merupakan suatu gaya tolak
peluru yang menggunakan awalan menyamping, yakni atlet menghadap kesamping didalam
posisi siap sebelum dia mulai menolak peluru.
Pada gaya tersebut, peluru mula-mula
dipegang dengan menggunakan dua tangan, tangan kanan menyangga peluru di atas
bahu, serta tangan kiri memegang atau juga menjaga peluru bagian atas.
Namun peluru itunantinya tetap akan
dilempar dengan menggunakan satu tangan, yakni tangan kanan.
·
2. Gaya Glide (meluncur)
Gaya ini pertamakalinya dirilis pada
tahun 1951 dan pertamakali dipergunakan oleh Parry O’Brien dari Amerika
Serikat.
Berbeda dengan gaya samping, pada
gaya ini atlet akan melakukan setengah putaran itudahulu sebelum ia melontarkan
peluru.
Pada gaya tersebut, atlet itu akan
menghadap ke belakang pada persiapan awalnya, lalu kemudian mendorong tubuhnya
ke arah belakang untuk kemudian segera menghadap depan dan melontarkan peluru.
Lemparan terjauh dengan menggunakan
gaya ini adalah lemparan milik Ulf Timmermann (Jerman Timur) dengan jarak
lempar sejauh 23.06 meter.
·
3. Gaya Spin (berputar)
Gaya ini pertamakali d rilis pada
tahun 1972 oleh Aleksandr Baryshnikov dari Rusia yang berhasil membuat rekor
baru untuk nomor putra dengan jarak lempar 22 meter ditahun itu.
Pada gaya tersebut, atlet itu akan
melakukan suatu putaran itu 360 derajad sebelum ia melakukan suatu lemparan.
Gaya berputar tersebut diharapkan akan
mampu memberikan momentum terbaik dalam melempar peluru itu sejauh-jauhnya.
Gaya ini merupaka gaya yang paling
sulit dalam tolak peluru karena atlet tak hanya fokus pada kekuatan tolakan,
namun juga harus menguasai teknik berputar dengan baik.
Jika sedikti saja atlet melakukan
kesalahan dalam putaran, maka hasilkan akan buruk dan bahkan bisa berujung pada
kegagalan.
Atlet terbaik dalam tolak peluru
yang memecahkan rekor baru dengan gaya ini adalah Randy Brandes yang berhasil
melempar dengan jarak 23.12 meter.
Nah itulah penjelasan mengenai Pengertian Tolak Peluru, Teknik, Lapangan, Peraturan dan Gaya, semoga apa yang dijelaskan dapat bermanfaat untuk anak –anak semua, terima kasih.

Andreas Fernando Valerino
BalasHapusKelas 7D /3
Hadir
Nama :Fahri ezza fadhila
BalasHapusKelas : 7 D
Absen : 09
Nama:Edward Nathael Kurniawan
BalasHapusKls:7D
Absen:8
Nama: Amazing Grace Wijonarko
BalasHapusKelas: 7C
Absen: 2
Nama: Felicia Hasan
BalasHapusKelas: 7B
Absen: 07
Nama: JOHN PIETER
BalasHapusKelas:7B
Absen:13
Nama : Matius Pandu Putra
BalasHapusKelas : 7B
Absen : 22
Nama : Juan Novero
BalasHapusKelas :7B
Absen : 15
Nama : komang argya gangga kayana
BalasHapusKelas :7B
Absen :18
Hadir
Nama:I Made Pasek Wijaya
BalasHapusKelas: 7B
Absen:10
Hadir
Nama: Ruth Carolyn gratia lase
BalasHapusKls: 7A
Absen: 21
Hadir
Nama : Kirania Ananda Fitri
BalasHapusKelas : 7A
Absen : 13
Hadir
Nama : Rio putra persada sitepu
BalasHapusKelas : 7C
Absen : 26
Nama :Martin A.H Siregar
BalasHapusKelas :7E
Absen :24
Hadir
Nama: Dionisius Bernard
BalasHapusKelas : 7A
Absen: 8
Hadir